Halo, Pak Polantas [21+]

Cerita ini fokus ke alur cerita, ya. Adegan dewasanya sangat sedikit meskipun saya masukkan cerita ini ke kategori mature jadi bijaklah dalam membaca.

Satrio memiliki banyak saudara. Di usinya yang ke 23 tahun, Satria harus jadi tulang punggung keluarga karena orang tuanya meninggal karena kecelakaan. Di antara saudara-saudaranya, Satrio bukanlah anak tertua. Dia memiliki seorang Kakak laki-laki bernama Gatot, namun nahas Kakaknya seorang pemabuk, sering berjudi dan preman pasar yang tidak dapat diandalkan.

Selain Kakaknya, Satrio memiliki seorang saudara kembar bernama Satria dan dua lagi Adiknya yang lain bernama Rafa dan Aditya. Demi kebahagiaan saudara-saudaranyalah ... Satrio merelakan masa mudanya, masa sekolahnya untuk menjadi tulang punggung keluarga supaya saudara-saudaranya yang dia punya bisa sekolah dan bisa makan.

Di tengah semua beban yang Satrio jalani, Satrio bertemu dengan Pak Wira Dharma Nugraha, seorang polisi lalu lintas yang menjadi sosok pertama lelaki dewasa yang mampu mengayomi dirinya. Di saat Satrio dipaksa harus dewasa sejak dini, Pak Wira muncul memberikan ketenangan batin bagi Satrio, menjadi panutan bagi Satrio, menjadi sosok yang dikagumi Satrio, menjadi sosok laki-laki dewasa yang membuatnya berpikir, "Di depannya saya gak perlu terus-terusan bersikap kuat."

Namun seiring berjalannya waktu, timbul perasaan aneh di dalam hati Satrio saat memandang Pak Wira, seorang polisi berumur 34 tahun yang sering dia temui namun dia tak tahu perasaan aneh apakah itu. Seiring berjalannya waktu pula, tabir perasaan aneh itu terkuak. Perasaan apakah sebenarnya yang dirasakan Satrio?