Assalamu'alaikum Wr Wb
Pembaca budiam, Aku bikin novel dengan mengupas habis keindahan Bumi Pacitan semoga ceritanya berkenan dan menginspirasi.
Berkisah penyesalan putri semata wayang pemilik pesantren namun menolak sekolah dipesantren. Dengan melepas seluruh kebesaran orang tuanya. Menyamar jadi gadis kampung lugu dengan identitas ortu buruh tani yang mrantau cari kerja.
Ya! Dia Genzi, tapi bertekat melibas platform "Gen Z is Gen full problematik" bermental tempe couse ternina bobukkan keserba mudahan akut yang diciptakan kaum Bommer itu.
Gimana deru debu Gen Z yang menjalani riadhoh berat itu all out memanagemen peran gandanya. Satu sisi exis dibangku kuliah umum, namun kondisi lain menuntut nyantri tabarukan dipondok pesantren demi bakti pada lembaga yang dirintis orang tuannya.
Gen Z yang tumbuh jadi gadis religius, smart, hamble dengan menyandang beberapa penghargaan akademik dan organisasi dengan sederet laki-laki pengagum pengharap cintanya? Sungguh membuat dosen Adi yang gelar MBA-nya diperoleh dari Texas Technologi Univerrsicity itu. dr Lumban calon sepecial saraf, apa lagi ustad Faiz yang digandrungi banat seantero Ma'had, semua hanya bisa menarik nafas panjang. Gadis itu bak stalaktit goa es, sangat indah, namun tak tersentuh.
Karena diperhatikan, insting banat yang nyemak ngaji itu bangkit. Naluriah jika dia angkat wajah dan craaaat! Astaghfirullah! Pandangan mata mereka bersirobok. Bergesek se'saat. Pijaran kilat aneh yang sulit dijabarkan pun terjadi. Pemuda itu mengangguk, tersenyum sangat manis kepadanya.
Beberapa detik banat itu baru tersadar, kepalanya buru-buru menunduk, hatinya beristighfar. Tangan kirinya menarik kerudung lebih menjuntai, agar bisa menyembunyikan wajahnya yang semburat merah, bak jambu air masak dipohon.
"Elok timen banat satu ini, dilirik putra mahkota, idola banat seantero pesantren kok tidak respon?" batin Romo Kyai yang sudah 35 tahun berkutat mengembangkan Ma'had Kali Tambak Pacitan ini.
"Aku mau lakuin itu sama kamu, Pak."
Cerita tentang Pita mengeksplor banyak hal baru dalam hidup ketika Airlangga menawarkan sebuah kamar di apartemen pribadinya.
Pita hanya seorang gadis 22 tahun yang masih belum menemukan arah untuk masa depannya. Hidupnya selama ini hanya berputar pada keluarganya. Namun, transisi menjadi dewasa menyadarkannya bahwa banyak hal besar yang belum pernah ia ketahui. Sampai takdir mempertemukannya dengan Airlangga, dan dengan kesadaran penuh menginginkan sesuatu yang selama ini menjadi larangan untuknya.
Airlangga hanya pria yang hampir mencapai kepala 4 di masa hidupnya. Fokusnya hanya pada pekerjaan, pekerjaan, dan pekerjaannya. Tidak pernah sekali terbesit untuk mengalihkan perhatiannya pada hal lain, apalagi seorang perempuan. Namun, semua berubah ketika secara impulsif dia menawarkan sebuah kamar untuk tempat bernaung Pita. Terlebih Pita seperti epitome dari kemurnian yang sulit untuk ditolak.
Mature and adult theme
Age gap
Office romance
Sex scene
18+ 21+