Alisik Suray, wanita 24 tahun yang berhasil menerbitkan novelnya setelah 10 tahun lamanya ia menulis. Novel yang di terbitkan dituliskan berdasarkan kisah masalalunya saat ia berusia 14 tahun. Dimana saat itu ia bertemu dengan seorang laki-laki bernama Gema Bantara. Alisik dan Gema sudah bertahun-tahun kenal dan dekat. Gema selalu meminta kepastian Alisik, tetapi Alisik hanya meminta Gema mencari tahu alasannya tak pernah mau menerimanya lebih dari teman. Suatu saat, Alisik tak lagi mendengar kabar Gema, sekedar bertemu pun jarang. Alisik mencoba mencari tahu alasan Gema menjauh. Alisik menuliskan diary setiap harinya tentang Gema. Tak kunjung menemukan jawaban Gema yang menjauh. Ia mulai menuliskan masalah-masalahnya menjadi sebuah novel dan menggabungkan diary-diary nya. Ditengah kesibukannya menulis, Alisik bertemu seorang pria yang mirip dengan Gema. Pria itu membawa ingatan-ingatan masalalu Alisik tentang Gema dan keluraganya. Tapi karena tak ingin hal yang sama terjadi lagi, Alisik memutuskan untuk menjelaskan alasannya tak ingin memiliki hubungan lebih dari teman dengannya. Setelah novel buatannya terbit, Alisik bertemu lagi dengan Gema, kali ini apa yang ia pertanyakan tentang alasan Gema yang menjauh akhirnya terjawab. Lalu, apakah mereka kembali seperti dulu? Atau Gema memutuskan untuk tidak ada kaitan lagi dengan Alisik? "berbagai negara sudah ku datangi, berbagai lautan sudah ku arungi, beribu-ribu manusia sudah ku temui, tapi tak ada satupun yang mampu membuat ku melupakanmu. Aku memang menginginkan kisah indah seperti novel favoritku, tapi apa yang yang dulu kau katakan kepadaku itu benar, Kita bukan mereka, dan ini bukan tentang aku, kamu, dan samudra" Alisik tak lagi mampu menahan air matanya. Ia menunduk, suaranya parau tak sanggup melihat Gema. Dua orang itu berdiri, lama di bawah sinar bulan yang menyoroti mereka. Hening, hati mereka yang berisik, beradu antara logika dan perasaan.
1 part