"Jilat kaki gue."
Arlo, yang kini duduk bersilang kaki, berkata dengan suara malas.
"M-maaf?"
Kuangkat kepala, menatapnya tak mengerti.
"Lo habis numpahin makanan ke sepatu mahal gue dan tadi bilang mau ngejilat sepatu gue buat ngebersihinnya, kan? Sekarang, jilat kaki gue."
"T-tunggu sebentar. Aku bersedia menjilat sepatumu, tapi kenapa jadi... kaki?"
Tatapanku kembali terarah ke remaja nomor satu di sekolah itu dengan bingung.
Arlo sedikit membungkuk, meraih daguku dengan ujung jari sambil tersenyum dingin.
"Jilat, atau jari tangan lo gue patahin satu?"
Tatapannya terarah ke jari tanganku. Aku yang sangat paham kegilaan Arlo, segera berteriak dengan ketakutan.
"A-aku akan menjilatnya sekarang!"
"Ya," jawab Arlo, menaruh kakinya di pangkuanku dengan tangan bersilang di dada.
Aku tak punya pilihan lain kecuali mengangkat kakinya dan dengan mata terpejam mulai menjilat ujung jari Arlo.
"Hmm, gue pikir lagi, lo cocok juga jadi anjing gue."
Arlo tiba-tiba mengatakan hal itu setelah aku menjilat satu jari kakinya dengan patuh.
"Haha, terima kasih. Jabatan itu terlalu tinggi buatku, jadi tolong—"
"Apa anjing bisa bicara? Menggonggong sekarang, Valrose," potong Arlo dengan suara dingin sehingga aku reflek langsung bersuara.
"Guk."
Arlo tertawa terbahak-bahak, lalu menepuk puncak kepalaku.
"Kerja bagus, anjingku yang cantik. Mulai hari ini, lo jadi anjing dan pelayan pribadi gue. Ngerti?"
Aku tidak tahu harus bereaksi bagaimana, tapi yang pasti, aku benar-benar ingin lepas dari remaja berengsek ini!
***
Tidak tahu awalnya bagaimana, aku tiba-tiba masuk ke dalam novel populer tentang badboy kaya yang tergila-gila pada seorang murid biasa.
Peranku di sini hanyalah seorang figuran lewat yang bahkan tak disebutkan dalam novel. Aku berencana menghabiskan hari dengan tenang sambil menyaksikan isi novel di depanku.
Namun, situasi tiba-tiba berbalik, aku, yang awalnya hanya figuran tanpa nama, kini menjadi incaran pemeran utama: Arlo!
" 'Lauhul mahfudz' antara qobiltu atau innalilahi, antara kita dan malaikat izrail, antara kapan dan kafan, dan antara Ar Rahman dan yasin"
Menceritakan tentang Afhia Latifah Az-Zahra yang harus masuk pesantren dan di jodohkan dengan anak pemilik pesantren yang bernama Muhammad Zayyan Al Malik. Seorang Fhia yang berjuang karna mengidap penyakit tanpa sepengetahuan keluarga dan temannya kecuali sang adik ipar, Fhia yang harus mengetahui bahwa suaminya mencintai wanita lain, seorang Fhia yang berjuang mendapatkan cinta sang suami.
Akankah Fhia bisa meluluhkan hati suaminya?
Dan akankah Fhia bisa sembuh dari penyakitnya?
"Mungkin ada kata sulit untukku mencintaimu. Jika aku tidak melibatkan Allah dalam perjalananku"
-Muhammad zayyan al-malik-
"Apa mungkin tidak akan ada kata pantas untukku bersanding denganmu"
-Afhia Latifah Az-Zahra-