Kesempatan Kedua

Bukannya ia tak peduli, tapi ia yang bodoh dalam mengekspresikannya.

Kebodohannya itu membuat penyesalan besar dalam relung hatinya. Sia-sia saja semua pengorbanan yang ia lakukan jika harus mati dalam keadaan penuh rasa sesal.

Orang yang ia perjuangkan memandangnya dari sudut pandang berbeda dengan yang ia alami.

Semuanya sia-sia, jika saja diberikan kesempatan kedua untuk memperbaikinya.

Bagaimana bila kesempatan itu benar-benar diberikan padanya? Apakah ia bisa memperbaikinya atau semuanya tetap berporos pada alur yang telah ditentukan?

Akankah ia dapat mengubah akhir hidupnya? Jika tidak, paling tidaknya untuk membalas penyesalan yang ia dapat.

Berikanlah akhir bahagia pada adiknya, orang yang 'ia perjuangkan' hidupnya.