Bersama tulisan ini aku hantarkan jasadmu ke makam yang aku sebut puisi, liang dimana aku sempat di apit kesedihan, kesunyian, kesendirian setelah bertahun-tahun lamanya merendahkan gemuruh yang kerap mengundang awan mendung di langit-tak ada rona senja, ataupun pelangi yang mampu membawaku keluar dari rasa berkabung perasaanku sendiri, hingga aku kerap hidup dalam kepura-puraan.All Rights Reserved