Alana Refasya, perempuan berusia 32 tahun dengan karir sempurna sebagai seorang disainer gaun ternama. Butiknya seolah menjadi rujukan prioritas bagi mereka yang perhatian terhadap penampilan. Layar-layar lebar di tengah kota hampir setiap hari memamerkan brand miliknya. Tak jarang bila di tengah acara ada banyak yang berkumpul atas nama brand Refasya, entah apa yang di obrolkan, bisa jadi soal disain terbaru, atau disain limited edition, atau mungkin sekedar membahas kesuksesan perempuan itu. Belum lagi ketika ia resmi menjadi anggota keluarga Willhem yang tersohor di negaranya atas ikatan pernikahan pada salah satu laki-laki yang sempurna secara fisik dan finansial. Hal itu lekas menambah kecemburuan dan kekaguman publik terhadap garis takdir perempuan bersurai coklat . Tapi memang tidak ada manusia yang sempurna. Jika Tuhan memberikan kesempatan kepada perempuan itu untuk sempurna dalam karir, maka ia harus berjuang lebih keras untuk mempertahankan keluarganya agar tetap utuh. ________________ "mama bisa ambil rapot kalian besok" "lo denger gak sih? Dibilangin yang harus datang itu orang tua, buka wali" ________________ "kita obatin muka kamu dulu" "gak usah sok peduli bisa gak!?" Aiden menepis tangan Alana. "lo bukan ibu gue, lo bukan siapa-siapa gue, lo gak ada hak.." ________________ "gue ga suka apapun tentang ibu, gue benci dengan kenyataan kalo gue lahir dari perempuan jahat, dan gue benci siapapun yang mau gantiin posisi dia, termasuk lo yang mau jadi mama gue"
8 parts