Berpikir kritis adalah sebuah kemampuan yang dibutuhkan oleh manusia agar dapat mengembangkan dirinya. Namun Bagaimana bila seseorang berpikir kritis mengenai agama dan eksistensi Tuhan? Apakah pemikiran kritisnya akan membuat iman manusia itu makin kuat mengenai keberadaan Tuhan, atau justru membuat manusia itu tidak mempercayai keberadaan Tuhan? Muhammad Fajar Malik, seorang remaja yang memilih untuk menjadi seorang nihilis dan skeptis terhadap berbagai hal, termasuk agama dan eksistensi Tuhan, menjalani hidupnya di negara Indonesia, negara yang mayoritas masyarakatnya terikat erat dengan agama dan kepercayaan pada Tuhan. Kisah masa lalu kelamnya, pembullyan yang ia alami, pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab, membuat dia mempertanyakan mengenai keberadaan Tuhan. Hingga pada suatu hari, dia bertemu dengan seorang siswa pindahan di kelasnya yang bernama Ahmad. Pertemuannya dengan Ahmad inilah yang merubah takdir hidupnya. Melalui Ahmad, dia bisa mengenal dan memahami mengenai sang pencipta alam semesta. Seperti Apakah perjalanan spiritual Fajar dalam mengenal Tuhan? Temukan dalam cerita Teologi Dialektika. "Tuhan itu sama kayak hantu, sama-sama nggak ada." Muhammad Fajar Malik. "jangan terlalu materialis dalam memandang dunia, coba lihat dari sudut pandang yang berbeda." Ahmad Fauzi Rabbani. Peristiwa, nama, tempat, semuanya murni karangan author. Jika terdapat kesamaan di real live, Itu adalah sebuah kebetulan dan bukan kesengajaan. Mohon untuk tidak mempelagiat cerita ini, karena setiap orang memiliki kemampuan untuk berimajinasi dan membuat ceritanya sendiri. Hargai kerja keras author yang sudah membuat cerita ini dan hargailah kemampuan diri sendiri dalam mengarang cerita. Percaya diri lah dengan kemampuanmu, karena kemampuanmu dapat menciptakan karya yang berharga.