Di satu malam, seorang remaja yang biasa dipanggil Abi bergumam sendiri. Karena permasalahan remajanya, seperti jerawat kemudian berujung menjadi iri hati. Dia tidur dengan perasaan negatif melingkupinya satu malam. Gue juga mau jadi kayak dia, begitu gumamnya seolah meminta dengan sungguh-sungguh.
Satu malam yang sama, namun beda rumah, juga beda kamar dan beda orang: namanya Alviano Bramatasya. Karena permasalahan dirinya sendiri, seperti tidak memiliki bakat juga rencana masa depan. Dia tidur dengan perenungan yang merendahkan diri terus-menerus melingkupinya satu malam. Kenapa gue nggak sehebat dia, begitu gumamnya seolah meminta dengan sungguh-sungguh.
"Perihal dengan berbagai kekurangan yang terlalu engkau pikirkan, sampailah engkau dengan kebutaan untuk memandang kelebihan diri sendiri," sekiranya begitu yang akan dikatakan oleh Tuhan kepada mereka berdua. Namun, Tuhan tidak memilih untuk mengatakannya secara langsung. Alangkah lebih baik manusia bisa disadarkan oleh waktu yang membentuk kesadaran mereka sendiri, yaitu hukuman yang akan berlangsung dalam waktu singkat: Tukar Tubuh.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan