"Gue mau, kali ini jangan ada penolakan. Kasian kepala lo kenak hujan." "Apa peduli Lo sama gue?." "Apa susahnya sih sepayung sama gue." Kisah berawal ketika Sukma Sasrapratiwi memainkan rintik hujan di tangannya. Sedetik-dua detik-tiga detik. Ia memajukan tubuhnya. Kini seragamnya ikut basah oleh hujan. Sukma senang sekali dengan hujan. Hampir tiap hujan turun, sudah dipastikan Sukma tak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia harus bergabung bersama hujan. Memberi diri sebagai ritual rutin. Disisi lain, Bayu Djaka Prakarsa yang hendak berangkat ke sekolah mendapati seorang gadis berseragam lengkap menikmati guyuran hujan yang kian lama semakin deras. Sekali-dua kali, ia hiraukan. Kini setiap hujan ia akan disuguhkan dengan pemandangan gadis hujan. Kali ini cuaca agak ekstrim. Diikuti sambaran petir. "Gila Lo?" "Sini sepayung sama gue." Bayu menunjuk payungnya sebagai isyarat agar gadis itu mengikuti nya. Sukma hanya mengedikkan bahu. Ia tak memperdulikan manusia dihapannya. "Lo budeg apa gimana?!." "Gue ga mau." Sukma berjalan mengikuti laju hujan. Meninggalkan Bayu dengan payungnya. ©Enyo SoeAll Rights Reserved
1 part