Menjadi mahasiswi kesehatan semester akhir adalah hal yang merepotkan. Ia harus menjalani masa prakerin di rumah sakit berbeda setiap 2 bulan sekali, dan harus mengerjakan laporan setiap hari yang pastinya itu membuat sakit kepala. Di tempat baru, banyak yang kagum pada Grezia karena parasnya yang sempurna dan memang orangnya mudah bergaul membuatnya di kenal banyak orang. Saat prakerin banyak sekali yang mendekatinya, mulai dari teman satu ruangan, anak teknik yang kebetulan magang juga di sana, bahkan karyawan muda juga turut tertarik padanya. Namun di lain sisi ada Rafael, sahabat grezia sejak 3 tahun lalu. Banyak yang bilang kalau persahabatan antara cewek dan cowok mustahil kalau tidak ada perasaan satu sama lain, namun Grezia menentang keras kalimat itu. Dan jika rafael di tanya jawabannya juga sama seperti Grezia. Apakah mereka terlalu naif untuk menyadari perasaan masing masing? Atau memang di antara mereka pure sahabat dan tidak pernah melibatkan perasaan di setiap harinya?