Story cover for Masih Bisa Kah Aku Bertahan?  by Alishaaa_24
Masih Bisa Kah Aku Bertahan?
  • WpView
    Reads 62
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 12
  • WpView
    Reads 62
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 12
Ongoing, First published Feb 04, 2024
"Fellora"

"Iya dok?bagaimana keadaan Belva?" Tanya fellora pelan.

"Keadaan Belva sedang kritis saya tidak yakin kalau Belva akan sadar sekarang, kalau sampai Belva tidak sadar selama 1 jam lagi maka Belva dinyatakan koma"

Fellora terkejut bukan main hatinya seperti disayat pisau, fellora sedih mendengarnya. "Saya permisi dulu" dokter tersebut pergi meninggalkan tempat itu, setelah kepergian dokter, fellora masuk ke ruang rawat inap Belva lagi seorang diri.

Killa tadi izin untuk ke kantor sebentar karena ada beberapa urusan jadi fellora yang menjaga Belva.

"Belva bangun bel lo ga kangen sama gue?ayo bangun gue janji setelah lo sadar nanti gue bakal traktir apa pun yang lo mau, tapi Lo sadar dulu gue mohon" ucap fellora lirih air matanya sudah turun.

Fellora menggenggam tangan Belva sembari mengusap air mata Belva yang keluar. "Lo harus kuat bel ada gue sama bunda kami berdua yang akan semangatin Lo terus,pasti jadi Lo sedih ya?disaat keadaan Lo kristis kedua orang tua Lo ga ada disisi Lo"
All Rights Reserved
Sign up to add Masih Bisa Kah Aku Bertahan? to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
Takdir Semesta by vanillacheesylatte
7 parts Complete
Dijodohkan dengan cowo yang disuka selama beberapa tahun belakangan ini, bagaimana Abel menolak perjodohan ini. Abel sangat menyukai Fero, walaupun Fero belum atau mungkin tidak akan bisa menyukai Abel. Tpi Abel yakin, jika dia bisa membuat Fero jatuh cinta padanya. ~~~ "Dia Lala, pacar gue" "Tapi kan kita udah dijodohin Fer" *** "Heh, lo harusnya tu sadar diri, gue sama Fero itu udah nikah, jadi ngga usah ganggu-ganggu Fero lagi, ngerti ga?" *** "oh iya Fer, 2 bulan lagi kan kamu ultah, kamu mau kado apa dari aku?" Tanya Abel antusias "Lo tulus sayang sama gue kan Bel?" Abel mangangguk antusias, "berarti lo bakal ngelakuin apapun yang gue minta kan Bel?" "Iyaa, selama aku bisa dan mampu, apapun yang buat kamu bahagia, aku akan lakuin. Emang kamu mau kado apa?" ucap Abel tersenyum lebar "Ceraiin gue Bel" ucap Fero yang membuat Abel tersentak kaget "Fer... Serius, jangan bercanda" "Gue serius Abel" tegas Fero menatap tajam mata Abel "Tapi Fer, kalo itu aku gabisa aku gamau" "Plis Bel, lo jangan egois, jangan karna bokap lo punya harta dan kekuasaan lo jadi seenaknya gini sama gue. Gue juga punya perasaan Bel, gue juga pengen bahagia, tolong Bel" ucap Fero lirih Apa sebegitu tidak sukanya Fero padaku sampai Fero memohon untuk bercerai denganku, ku akui aku memang egois, tapi kan..... *** "Gue mohon La, gue minta maaf atas perkataan gue ke elo waktu itu, tapi gue mohon tolongin gue sekali ini aja, plis" *** "Makasih ya Fer, udah bantuin aku ngewujudin pernikahan impian aku, sekarang gantian, waktunya aku yang bantuin kamu ngewujudin pernikahan impian kamu" *** Akankah Abel beneran bisa membuat Fero menyukainya? Yukk baca yuk, hihi
Fractured Cheerfulness (On Going) by Baperterussss
24 parts Ongoing
"Lo beneran bego, Fin. Gimana sih, gini aja lo ga ngerti-ngerti?" Satria menggelengkan kepala frustasi. Alfina cuma bisa cengengesan. "Jangan bosen ngajarin gue, ya." Di balik senyum yang tak pernah hilang, Alfina Adzra Wardana adalah anak yang terjebak di antara dua dunia. Dunia di mana dia terlihat ceria, ekstrovert, dan penuh semangat. Tapi ketika bel tanda pelajaran berbunyi, dia lebih memilih untuk menghindar daripada berhadapan dengan angka, rumus, atau teori-teori yang malah bikin pusing. Matematika? Ekonomi? Hanya kata-kata kosong yang dia coba terjemahkan dengan senyum yang terus dipaksakan. Satria, cowok yang dipaksa jadi tutor pribadi Alfina, udah sampai titik frustasi. "Lo bener-bener bego!" katanya, meskipun di balik itu, dia enggak bisa menahan rasa kagum pada dunia Alfina yang penuh warna dan seni. Karena ada satu hal yang Alfina tahu dengan pasti: dunia seni adalah tempat dia bisa bersinar. Setiap goresan kuas di kanvas adalah tempat dia bisa bebas, tanpa perlu penilaian orang lain. Tapi di rumah dan di sekolah, ada satu sosok yang terus dibandingkan dengan Alfina-adiknya Thalita, yang cerdas dan selalu jadi juara kelas. Alfina merasa dirinya selalu kalah. Di balik kebingungannya dan perasaan tak cukup, Alfina mencoba menemukan cara agar bisa berjuang untuk dirinya sendiri. Tapi, apakah itu cukup? Dan di tengah semua itu, apakah Satria, yang frustrasi mengajar, bisa melihat potensi besar dalam diri Alfina yang selama ini dia abaikan? Apakah Alfina bisa melepaskan diri dari bayang-bayang adiknya? Apakah Satria bisa melihat lebih dari sekadar kegagalannya?
You may also like
Slide 1 of 8
this is me cover
ARKAN |END| Belum Revisi cover
THE UNYIELDING  [END] cover
Antara Pilihan Berat Kamu Atau Dia { Slow Up } cover
Pilih Aku Atau Mereka Christy (chrisflo) cover
Forever Alone (Sudah Terbit)  cover
Takdir Semesta cover
Fractured Cheerfulness (On Going) cover

this is me

13 parts Complete

"Tasya. Kamu mau kan jadi pacarku?" Degg.. "Astaga! Keysa. Kamu kuat, jangan ngerusak semuanya. Dia sahabat kamu. Tahan! Ga boleh nangis!" Ucap Keysa dalam hatinya. Ia sedang berusaha menahan air matanya agar tidak turun. Keysa berlari menghindari kerumunan itu. Kerumunan dimana Alvaro sedang menyatakan perasaannya kepada Tasya, sahabat Keysa. "Hai, Key!" sapa Ardy yang tiba-tiba muncul dibelakang Keysa. Secepat mungkin Keysa menghapus air matanya yang sempat jatuh. Keysa tidak ingin ada yang mengetahui jika saat ini ia sedang menangis. Keysa membalas sapaan Ardy hanya dengan senyuman. Senyuman palsu! "Eh, Key habis nangis ya?" tanya Ardy khawatir yang melihat mata Keysa sedikit sembab. "Ah. Enggak, Dy. Kelilipan kayaknya. Btw, Lo ngapain disini?" ucap Aletha mengelak. "Gapapa sih. Abisnya disana lagi ada yang seru malah menyendiri disini. Itu Tasya, sahabat lo ditembak sama Varo. Lo kok malah disini sih?" "Hah? Gue malah baru tau. Gimana Tasya terima? Wah bakal ada pasangan baru nih" *** Aletha Keysa! sudah beranjak dewasa. Ia sudah kelas sembilan. Sudah banyak perubahan, namun tidak dengan... *** Apa hayo? yang penasaran langsung baca aja. Maaf kalo g bagus. Jangan dihujat. Oke? Selamat membaca guys!