Story cover for Cowok Matematika (Slow Update) by sprinkleoflyfe
Cowok Matematika (Slow Update)
  • WpView
    Reads 5,273
  • WpVote
    Votes 120
  • WpPart
    Parts 3
  • WpView
    Reads 5,273
  • WpVote
    Votes 120
  • WpPart
    Parts 3
Ongoing, First published Apr 01, 2015
Judulnya memang Cowok Matematika, tapi jangan salah, cowok ini bukan murid yang suka Matematika, apalagi guru yang ngajar Matematika. Gila aja cewek secantik gue jadian sama cowok cupu yang suka angka. Diduain matematika gue. Cowok yang ini cuma suka pipis aja kalo ketemu Matematika. Kenapa? Aneh ya? Iya, emang! Dia ada-ada aja. Gue juga ada-ada aja. Bisa-bisanya gue suka sama dia. Kenapa ya?
All Rights Reserved
Sign up to add Cowok Matematika (Slow Update) to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
Cheerful Girl [ENDING] by RosyPutri4
53 parts Complete
[UDAH ENDING] PART-NYA BANYAK, TAROH AJA DI READING LIST KALIAN PROLOG Alya menghampiri keluarganya yang sudah duduk manis untuk melakukan makan malam. Disana ada mama, papa, serta kakak laki-lakinya. Makan malam sudah terlaksana. Alya pun memberanikan diri memberi selembar surat pada mamanya. "Surat apa ini?" semua mata tertuju pada selembar surat itu. Mamanya pun membacanya dengan seksama. "Surat peringatan?!" tanya mama dengan nada meninggi "Hm" jawab Alya seadanya. Papa dan kakaknya hanya terdiam. "Kamu abis ngapain di sekolah sampe dikasih surat peringatan?" "Cuma bolos pas pelajaran ke kantin. Terus ketauan guru BK ma" ucapnya sedikit takut namun ini adalah hal yang biasa Alya lakukan ketika membolos. Saking seringnya sampai ia diberi surat peringatan. "Astaga. Cuma?! " mamanya masih tak abis pikir dengan anak perempuannya yang satu ini. "Gak papa. Masa SMA gak boleh terlalu polos. Nakal, yang penting masih pintar" papanya berusaha membela Alya. "Papa ini apaan sih? Alya itu perempuan " mamanya masih berargumen. Kakaknya tak menghiraukan adiknya yang sedang diserang. "Tau, tapi apa perempuan gak boleh nakal dan menikmati masa SMA? Alya itu keturunan papa nakalnya. Kalo Bang Rio tuh kaya mama yang kutu buku" Alya terkekeh mendengar pernyataan papanya. "Sip pah. Aku kan cerdas. Senakal apa pun pasti bakal pinter walaupun gak belajar " Alya menunjukan deretan giginya. Kakaknya pun kini berbicara "Awas aja kalo lo ketauan belajar!!" "Oke siapa takut. Abang itu pinter bukan cerdas kaya aku" belanya sendiri. "Apaan sih, bang kamu gak boleh bilang gitu sama adek. Kamu juga dek, kamu harus tetep belajar" mama menengahi adu mulut mereka. Semenjak itu lah Alya semakin menjadi jadi dalam menikmati masa remajanya. Hanya sekedar nakal sebagai siswa. Tak lebih dari itu. Baca kisah selanjutnya!!
You may also like
Slide 1 of 10
Aljabar (REVISI) cover
Ana Story (End) cover
Nada Rahasia di Antara Kita cover
Cheerful Girl [ENDING] cover
You Changed My Life (Completed) cover
Way too in love (END) cover
My Teacher  cover
MALVIN (SUDAH TERBIT) cover
I Love Math and I Love You [END] cover
Love Me Right cover

Aljabar (REVISI)

45 parts Ongoing

"Namanya kayak pelajaran matematika bab Aljabar yang bikin pusing. Aneh." "Selagi senyuman gue setara dengan gula sekarung, gue gak masalah," jawab Abar enteng. "Sebutin nama lo." "Algebra Geraliya Geisha." "Stupid. Lo ngatain nama gue aneh karena mirip bab Aljabar di pelajaran matematika, tapi nama lo sendiri juga nama lain dari nama gue," kata Abar. • • • Seperti bilangan berpangkat, pasti memiliki pasangan akarnya. Begitu juga konstanta, koefisien, dan variabel yang terikat pada Aljabar atau Algebra. Ini bukan pelajaran matematika. Hanya sebuah kisah cinta. Akan tetapi, itu sebuah kebetulan atau memang sudah ditakdirkan? Dua nama yang memiliki arti sama tanpa sadar. Begitu sulit. Ada perbedaan variabel yang terpampang nyata, sehingga butuh banyak perjuangan untuk disamakan. Akankah variabel yang berbeda itu bisa disatukan? Jika dipikir logika atau rumus matematika, maka jawabannya sudah pasti 'tidak mungkin'. Akan tetapi, menurut kehendak Allah apapun yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin, bukan? "Kalau ternyata kita berada di dalam satu kisah yang sama, mau bagaimana lagi selain menjalani skenarionya?" (15+)