Story cover for Hidup Tidak Selalu Tentang Bahagia  by Dhyaa_03
Hidup Tidak Selalu Tentang Bahagia
  • WpView
    Reads 11
  • WpVote
    Votes 2
  • WpPart
    Parts 5
  • WpView
    Reads 11
  • WpVote
    Votes 2
  • WpPart
    Parts 5
Ongoing, First published Feb 06, 2024
Tidak ada manusia yang jalan hidupnya selalu bahagia, tidak ada manusia yang diciptakan dengan begitu sempurna, semuanya sama, punya kekurangan juga kelebihan. Terkadang kita hanya melihat kekurangan kita menjadi kelebihan pada diri orang lain.

Merasa hidup kita penuh kekurangan, merasa bahwa kita adalah satu-satunya manusia yang memiliki banyak kekurangan, merasa bahwa Tuhan tidak pernah adil atas kehidupan ini.

Padahal semuanya selalu diciptakan dengan seimbang. Hidup Tidak Selalu Tentang Bahagia akan menjadi teman dalam perjalanan hidupmu saat ini. Jadi mari menyelam bersamaku, semoga beberapa pertanyaanmu akan terjawab di sini.
All Rights Reserved
Sign up to add Hidup Tidak Selalu Tentang Bahagia to your library and receive updates
or
#26reminder
Content Guidelines
You may also like
Surat Cinta untuk Diriku Sendiri by manusiaawan
31 parts Complete Mature
"Semelelahkan apapun hidup, tolong jangan mati di tangan sendiri." ______________________ "Aku nggak mau ngerasain mentalku kembali hancur berantakan hingga rasanya hampir mati hanya karena cinta. Itu sebabnya, aku selalu takut untuk jatuh hati lagi." Ya, Ditha Aquila selalu takut kembali dibuat terluka sampai tak sadar bahwa ia sudah jadi sumber luka bagi Juna Pradirga. Lihatlah pada kebodohan yang ia buat. Takut ditinggal pergi, tetapi menomorsatukan ego dan gengsi. Ingin diyakinkan, tetapi tak pernah memberi kepercayaan. Mengharapkan yang serius, tetapi memutuskan hidup dalam hubungan tanpa status. "Aku merasa nggak pantas untuk dicintai oleh siapapun bahkan oleh diriku sendiri, Juna. Kamu hanya akan terluka bila tetap nekat jatuh cinta sama seseorang yang hidupnya hanya dipenuhi oleh luka dan trauma. Kamu jelas berhak dapat yang lebih baik dariku. Jadi, hentikan perasaanmu hari ini sebelum terluka olehku esok pagi." Lebih dari ketakutannya untuk kembali dilukai, Ditha percaya bahwa orang yang mentalnya tidak stabil memang tak pantas untuk dicintai. Sebab bagaimana mungkin ia mencintai raga yang lain saat dirinya sendiri masih seringkali ia sakiti? Biar aku bertanya, apa yang akan kau putuskan jika seseorang datang pada saat luka masa lalumu belum sepenuhnya hilang? Memilih menerimanya? Atau justru, menolak kehadirannya dengan dalih sakit hatimu yang belum pulih? Keduanya sama-sama berisiko. Namun, kita selalu bisa memilih, risiko mana yang akan kita ambil. "Ketika cara paling mudah untuk mencintai diri sendiri adalah dengan berhenti sejenak mencintai orang lain." PERINGATAN ⚠ Cerita ini bertemakan mental health. Pada beberapa part mengandung konten sensitif seperti adegan kekerasan fisik, self harm, hopeless, trust issues, dan suicidal thoughts. Publish : 1/09/2021 - 25/12/2021 Revisi [ New version ] : 19/02/2023 - Rank : #2 in puisi [04/10/22] #5 in quotes [16/08/23] #1 toxic relationship [31/07/22] #1 trustissue [28/08/22] #1 loveyourself [09/08/2
[✓] 7 WISHES by MwizaMonat
48 parts Complete
[ PART LENGKAP + SUDAH DIBUKUKAN! BISA DIBELI DI SHOPEE CHOKO PUBLISHER ] Di sebuah panti asuhan bernama 'Cahaya Harapan' terdapat 7 anak laki-laki yang paling berbeda dari yang lain: 1). Januari Kasandanu, anak penderita tunanetra dari lahir yang sengaja dibuang oleh orangtuanya di pinggir jalan. 2). Hasbi Pradipta, remaja laki-laki yang harus menghabiskan seluruh masa hidupnya duduk di atas kursi roda akibat kecelakaan hebat yang dia alami beberapa tahun silam. Yang merenggut nyawa kedua malaikat hidupnya. 3). Satria Pratama, atau yang kerap disebut-sebut sebagai 'orang tidak waras' lantaran mengidap sebuah penyakit kelainan mental. 4). Sandy Alkandra, anak kecil yang belum dewasa. Sandy divonis menderita keterbelakangan perkembangan. Proses pertumbuhannya berkali-kali lipat lebih lambat daripada teman-teman sebayanya. 5). Jidan Dzulkarnain, lelaki dengan senyuman manis yang selalu terukir itu ternyata seorang tunarungu. Sama seperti Janu, Jidan sudah dinyatakan mengalami kelainan pendengaran sejak ia baru lahir ke dunia. 6). Jayadarma Adikusuma, dia biasa dipanggil Jay, sosok misterius yang dikatakan tidak memiliki emosi. Benar, seumur hidupnya Jay tidak pernah berekspresi seperti tertawa, menangis, marah, dan sebagainya. Dia tidak memiliki emosi. Sifatnya cenderung netral. 7). Riki Abdul Aziz, anak laki-laki yang paling ceria. Namun siapa yang tahu? Ternyata Riki mempunyai riwayat penyakit mematikan. Dia menderita kanker otak. [JANGAN MENJADI PEMBACA GELAP, APA SUSAHNYA SIH VOTE ATAU COMMENT? MARI BELAJAR SALING MENGHARGAI.] ⚠️Cerita ini murni dari pemikiran saya sendiri. Jika ada unsur kesamaan semua itu murni ketidaksengajaan. ⚠️Bukan lapak BXB! RANK🥇 #1 in Motivasi (15/01/23) #1 in Selfimprovement (28/05/23) #1 in Trending (01/01/23) #1 in Reading (19/05/22) #1 in Disabilitas (30/05/22) #1 in Viral (14/06/22) #2 in Angst (14/06/22) #2 in Ceritabaru (15/01/23) Start: 15/5/2022 End: 11/01/2023
You may also like
Slide 1 of 9
It's Okay, Kamu Normal ! cover
Ramesta (RAHASIA SEMESTA) |REVISI  cover
Dan Mulailah Sesuatu Karena Allah cover
Surat Cinta untuk Diriku Sendiri cover
Quotes Islami cover
Lembar Hijrah [[LENGKAP✔]] cover
[✓] 7 WISHES cover
AFKARA [END] cover
Insecurity [ SEGERA TERBIT ]  cover

It's Okay, Kamu Normal !

23 parts Complete

Banyak orang datang dan pergi tanpa alasan, sekalinya ada hanya seperti bayangan. Memang dalam menjalani proses kehidupan terkadang terasa berat dan melelahkan. Jadi tetap semangat ya untuk menggapai kebahagian. Sering kali suara ini dibungkam, segala usaha tidak dihargai dan telinga merasakan sakit karena suara-suara yang cukup berisik. Lalu esokan harinya semua dibanding-bandingkan seolah apapun yang dijalani salah sehingga terpaksa wajah ini memakai topeng kepalsuan lalu bergerak seperti wayang. Apakah harus diam melihat keasingan antara jiwa dan raga ini ? Apakah salah jika menjadi diri sendiri ? "Tuhan, kapan kebahagian datang kepadaku? Mereka sudah lari jauh didepan sedangkan diri ini masih pada tempatnya". Memang tanpa harapan hidup terasa hampa sedangkan kesabaran dan bersyukur merupakan salah satu kunci dalam kehidupan. Bukankah hanya Maha penciptalah yang bisa membantumu. Jadi apakah semua ini normal? Apakah hanya diriku saja yang merasakannya? Lalu bagaimana aku harus bertahan?