"Ayo pulang, aku bawakan payung." "Enggak! Aku lebih suka hujan!" "Mamaku pernah bilang, hujan bikin sakit!" "Tapi, Alina suka!" Bagaikan mawar liar yang tumbuh secara begitu saja dari rahim alam. Sejak mengenal kata cinta, ia telah memberikan sepenuh hatinya kepada hujan. Meski pada akhirnya, hujanlah yang membuatnya berubah warna menjadi lebam membiru. Di samping itu semua, ia buta dan tuli, tak pernah menyadari, bahwa payung yang selama ini melindunginya, bersamanya melewati hujan, dan menikmati proses tumbuh kembang bersama, mulai tertusuk duri-duri dari mawar itu sendiri.