Story cover for Ingkar; Bocah yang Ketakutan (dalam lima babak) by DenverDucant
Ingkar; Bocah yang Ketakutan (dalam lima babak)
  • WpView
    Reads 9
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 9
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Feb 10, 2024
Ingkar kembali pulang. Setelah mendapatkan gelar sarjananya dari ibukota, ia kembali menjejakkan kaki di kota kelahirannya. Kerumah sang nenek tujuan pertamanya. Namun ketika membuka pintu kamar lamanya, alangkah terkejutnya ia melihat seorang anak laki-laki yang sedang termenung sendirian disana. Bukan karena anak itu berada di kamar lamanya, tetapi karena anak itu mirip sekali dengannya. Lebih tepatnya, ketika ia masih SMA.
All Rights Reserved
Sign up to add Ingkar; Bocah yang Ketakutan (dalam lima babak) to your library and receive updates
or
#577alone
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Perihal Dia Dengan Sejuta Tawa (END) cover
ευτυχία cover
Single Daddy's Karma cover
APARTMENT 127 [SUDAH TERBIT - PREORDER DIBUKA] cover
Noda dalam Cinta cover
Can't Escape [END] ✔ cover
Irreversible || JaeDo cover
RATS!!! cover
FATE cover
Guy Next Door [Sunoo] | Completed ✓ cover

Perihal Dia Dengan Sejuta Tawa (END)

59 parts Ongoing

💢Stop plagiat "Aku hanyalah rumah yang tak pernah dipilih untuk pulang." Berjalan di sekeliling orang yang sama setiap hari, namun selalu tampak asing di matanya. Begitu lah yang dirasakan Karel, sosok pemuda yatim piatu yang bisa dikatakan hampir tidak punya segalanya selain nama dan seonggok harapan yang rapuh. Bahkan setelah akhirnya ia mendapat kesempatan menjadi bagian keluarga yang sejak lama ia idam-idamkan, bukannya menemukan rumah yang hangat, Karel justru disambut oleh dinginnya penolakan dari keenam saudara angkatnya. Di tengah hubungan yang renggang Karel mencoba meraih kepercayaan dan tempat di hati saudara-saudaranya. Tapi waktu tidak pernah bersahabat, sebelum sempat semua apa yang ia inginkan tercapai, ingatannya sudah lebih dulu direbut paksa darinya sedikit demi sedikit, sampai akhirnya yang tersisa hanyalah bayangan samar akan keluarga yang nyaris tak sempat benar-benar ia miliki. "Hidup tanpa bisa mengingat apapun, apa masih bisa disebut hidup?" SEBELUM LANJUT JANGAN LUPA FOLLOW DULU.. Jangan jadi pembaca gelap👊 tolong tinggalkan vote dan komentar kalian setidaknya biar bisa jadi support bagi kami para author