"Dia jahat," jawab Rasya spontan.
"Lo yang jahat!" ralat Ineta sambil menunjuk Rasya.
Menurut Ineta Rasya adalah orang paling jahat yang pernah ia temui. Pertemuan mereka diawali dari kejadian terjatuh yang menimpa Ineta di depan anggota geng yang paling berkuasa di SMA Tunas Bangsa, yaitu Ffour. Dimana Rasya adalah ketua geng tersebut.
Ineta berani bersumpah, seumur hidupnya ia belum pernah bertemu dengan spesies macam Rasya. Rasya yang suka merintah-mrintah, sombong, pembully, dan lain sebagainya membuat Ineta tidak melihat nilai positif dari dalam diri cowok itu. Bahkan wajah tampannya sekaligus. Tapi bodohnya, Rasya diidolakan semua cewek, bahkan sahabat dekatnya sendiri.
Di sisi lain pertemuannya dengan Rasya, takdir mempertemukan kembali Ineta dengan Putra. Seseorang yang telah menorehkan memori dalam cerita hidupnya, namun tak sempat memberi akhir pada kisah mereka. Putra yang baik hati, Putra yang ramah, dan Putra yang sangat perhatian, membuat perasaan gadis polos seperti Ineta menghangat dan meluap-luap. Mungkinkah di kota yang tidak pernah tertidur itu Ineta menemukan cintanya kembali? Atau ini semua hanyalah permainan takdir dari Yang Maha Kuasa?
Bukankah 'takdir' itu tidak lebih dari sebuah dadu yang dilemparkan?
***
[⚠️DON'T COPY MY STORY PLEASE!! ⚠️]
Cerita ini hasil pemikiran Hika sendiri ya, jadi aku mohon sama siapapun jangan plagiasi ceritaku dalam bentuk apapun, dan aku mohon kebijakannya dalam membaca...😊
KALAU ADA YANG NEMUIN ORANG PLAGIASI CERITAKU LANGSUNG LAPOR KE AKU YA?!
Aku harap readers suka sama ceritanya dan menikmati setiap alur ceritanya, happy reading semuanya 😁💙
Bahkan jika aku bersuara semua akan sia-sia.
***
HTS? Friendzone? Apakah itu gambaran yang tepat untuk hubungan Lintang dan Caka? Keduanya tumbuh bersama, menjalani hari-hari mereka bersama. Mereka lebih dari sekadar teman, namun tidak bisa didefinisikan dengan jelas. Caka, yang selalu sabar menghadapi sifat dingin Lintang, mungkin sudah lama merasakan sesuatu yang lebih, sementara Lintang, dengan dinding yang dibangunnya, sering kali bingung dengan perasaannya sendiri.