Mahapati Arungka

"Kamu hamil ya, Ra?"

"Sih kampre-

-your laungage, dear."

PLAK

"Kok saya ditampar??!"

"Kalau mau berubah, kasih aba-aba dulu, dong! Nggak tau, ya, saya itu lemah jantung di hadapan kamu!"

"Iya sayangku. Yok makan, yok. Kamu seram kalau lapar begini."

"Mas Hamam, ihhhhhhh!"

"Dek Nara, ihhhhhhh!"

"NAJIS!"

"Najis-najis begitu kamu suka makanin liur saya 'kan?"

"OTAK CABUL, IH. NGGAK ASIK. MINGGIR!"

***

"MAS HAMAM! ALIN BERAK DI CELANA, NIH! DIA NGGAK MAU DICEBOKIN SAYA! MAUNYA SAMA KAMU!"

"BENTAR, RA! TEMPE GUNDIL YANG KAMU GORENG MENJERIT-JERIT! NGGAK MAU DIANGKAT DARI WAJAN!"

***

"Mas..."

"Hm?"

"What's your problem? Tell me!"

"Orang sakit nggak seharusnya mikirin yang berat-berat."

"Pengecualian kalau yang sakit itu saya. Cepat! Saya maksa!"

"Cium dulu."

"Ih. Modusnya jelek banget."

"Kalau nggak mau ya ud-

-cup!

"Menyengir cabul kamu, Mas? Dasar dower BULUQ."

"Kamu lucu."

***

"Cantik."

"Hm?"

"Mataharinya...cantik."

"Kamu juga sama."

"Apanya?"

"Sama-sama bersinar, dan terlalu jauh buat saya gapai."

"Dan sekalipun saya berhasil menggapai kamu, pasti setelahnya saya langsung meninggal."

***

❝Jika memang tidak ada lagi alasan untukmu bertahan, setidaknya, lihatlah ke belakang. Pandang orang-orang yang berjalan disana, ratapi, resapi. Sebab, bulir mereka bukan lagi air mata ataupun keringat. Melainkan nanah dan anyir dengan aroma yang begitu menyeruak.❞

Mahapati Arungka ; trying my best but every day, it's so hard

***

Ini tentang kapel Mahapati Arungka yang jumlahnya hanya ada satu di dunia.

***

©nyonyahwangsama