[4] Imagine With Prince Mateen
  • Reads 4,953
  • Votes 506
  • Parts 12
  • Reads 4,953
  • Votes 506
  • Parts 12
Ongoing, First published Feb 15
Mature
3 new parts
halo, selamat membaca yaa ini pertama kali aku bikin cerita prince Mateen karna aku terinspirasi dari seseorang jadi nya aku cari tau tentang dia walaupun ga terlalu paham juga hehe but he's cold, right? semoga kalian senang cerita ku ini yaaa :) 

Dan mohon maaf sebelumnya kalau ada kata-kata yang kasar dan penamaan atau penyebutan nama yang kurang tepat juga di dalam cerita ini maklum lahh ya aku masih belajar 

oke, selamat membaca....
All Rights Reserved
Sign up to add [4] Imagine With Prince Mateen to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
The Best Of Miracle cover
antagonis wife  cover
BABY CHANIE cover
After Graduation cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Rafa [End💗] cover
Kesayangan Bunda cover
𝐒oerabaja, 1730 cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.