Senandika
  • Reads 10,067
  • Votes 1,414
  • Parts 22
  • Reads 10,067
  • Votes 1,414
  • Parts 22
Ongoing, First published Feb 17
Ada satu hal yang membuat Abi tidak bisa sepenuhnya membenci Mama. Mama memang suka marah padanya. Tak segan memakinya, atau bahkan menyakiti hatinya. Namun, di saat tertentu, ketika Mama sedang bahagia. Ketika Mama merasa jika dirinya berguna. Nyatanya masih ada sisa-sisa kehangatan yang wanita itu simpan untuknya. 

Dan Abi akan melakukan apapun, untuk mendapat satu senyuman dari Mama. Apapun, asalkan Mama bahagia, kendati dirinya harus babak belur.

Publish ; Februari 2024
All Rights Reserved
Sign up to add Senandika to your library and receive updates
or
#50ffbts
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 19
Dosa Ku cover
My Brother✔ | BTS Local Fic cover
MIANHAE APPA ✅ [ END ] cover
Second Best [ RONY X SALMA ] cover
Keep Patient [BTS] cover
Kostan Abu - Abu cover
we are family  cover
After Graduation cover
Tempat Pulang cover
antagonis wife [TERBIT] cover
Bimantara | BTS Lokal cover
Ganendra family (SLOW) cover
Rain In The Middle Of Night ✔️ cover
He Fell First and She Never Fell? cover
About Time (END) cover
Ritardando - KTH cover
Unfair (Hiatus) cover
Chrysanthemum [On Hold] cover
Vincent Bagaskara ( Revisi ) cover

Dosa Ku

55 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.