Hujan selalu menjadi saksi.
Saat cinta pertama bersemi, saat janji diucapkan, dan saat hati yang rapuh belajar bertahan.
Di antara rintik yang jatuh, ada tangis yang tersembunyi dan tawa yang berpura-pura. Hujan menyamarkan semuanya, membiarkan luka-luka mengalir bersama air yang membasahi tanah.
Raina Thalia selalu menyukai hujan-atau mungkin dia membutuhkannya. Di bawah hujan, dia bisa menangis tanpa takut terlihat lemah. Di bawah hujan, dunia terasa lebih hening, dan kesedihan di hatinya tidak terlalu bising.
Namun, hari itu, hujan mempertemukannya dengan seseorang yang mengubah segalanya.
Banu.
Seorang pria dengan kamera yang selalu ia genggam di tangannya dan senyum hangat yang selalu terukir di wajahnya, datang membawa kehangatan di tengah dinginnya hujan. Seorang pria yang membuatnya lupa bahwa waktunya di dunia ini sudah terhitung.
Raina tidak pernah menyangka bahwa pertemuan sederhana di taman basah itu akan menjadi awal dari semua kebahagiaannya-dan juga semua rasa sakitnya.
Karena cinta, kadang bukan tentang bertahan. Kadang, cinta adalah tentang melepaskan.
Dan Raina akan belajar, bahwa cinta yang sejati tidak selalu datang dengan akhir yang bahagia.
Kadang, cinta datang dengan pengorbanan.
Kadang, cinta menari di bawah hujan, hanya untuk hilang bersama rintiknya.
100% MY CREATION AND THE RESULTS OF MY OWN THOUGHTE! if there are elements that are the same as other stories, I really have no intention of copying them.
Please do not copy my story, and don't forget to vote and comment!
Cia, seorang wanita muda yang mati karna dibunuh pacarnya sendiri malah merasuki tubuh seorang wanita muda.
Yang membuat Cia terkejut adalah identitas wanita yang ia rasuki yang mana adalah kakak perempuan dari antagonis di novelnya yang sudah ia publikasikan.
Cia yang awalnya hanya ingin memantau dari jauh dan tidak ikut campur dalam alur novel malah diperintahkan oleh ayah dari tubuh yang dirasukinya itu untuk pergi menangani masalah kedua antagonis novel yang mana merupakan adik kembarnya itu.