Petrichor

Zelia merasakan kehadiran Alvaro seperti aroma petrichor setelah hujan pertama yang dinanti-nanti. Kehadirannya membawa kesegaran baru dalam hidupnya, membasahi hatinya yang kering dengan kehangatan dan harapan.

Zelia, yang tengah sibuk mengejar impian akademisnya, menemukan dirinya terdampar dalam badai emosi yang tak terduga saat dia bertemu Alvaro. Baunya yang segar seperti tanah yang baru diguyur hujan, membangkitkan perasaan-perasaan yang lama terpendam dalam dirinya.

Saat Zelia merangkul perasaannya terhadap Alvaro, dia juga harus belajar merangkul perubahan dalam hidupnya. Petrichor tidak hanya melambangkan kehadiran cinta yang tumbuh di antara mereka, tetapi juga mengingatkannya bahwa kehidupan bisa berubah seperti cuaca, kadang-kadang cerah, kadang-kadang berawan, tetapi selalu penuh dengan keindahan yang tak terduga.

Dalam perjalanan hidupnya, Zelia dan Alvaro sama-sama belajar bahwa petrichor adalah simbol dari harapan dan kebangkitan setelah badai. Bersama-sama, mereka menemukan bahwa meskipun perjalanan menuju impian mungkin sulit, cinta adalah pendorong yang memberi mereka kekuatan untuk terus maju, dan bahwa bahkan di tengah-tengah badai, ada kemungkinan untuk menemukan kebahagiaan yang sejati.