Keenan selalu merasa bahwa sesuatu yang bertafsir logika bisa selesai hanya dengan sebuah perhitungan. Ia tak pernah merasa cukup dengan hasil yang melenceng dari prediksi nya, termasuk hal yang bersinggungan dengan Dayara. Saat permintaan Dayara untuk menikah menjadi salah satu persoalan yang tak ada jawaban alternatif nya, Keenan hanya bisa mencoba menjalani itu semua. Ia mengatakan setuju. Namun saat pilihan antara Dayara dan matematika menjadi penghalang segalanya, Keenan di landa rasa ragu yang tak berkesudahan. Membawanya pada pilihan sulit antara tetap menjaga dan melepaskan. Membiarkan salah satu pergi. Dan saat Keenan mengambil suatu keputusan fatal hingga membiarkan logikanya yang memerangkap, Keenan melepaskan kebenaran pergi dan mengambil kesalahan untuk di raih. Hingga penyesalan bertubi hadir merusak deretan angka yang masuk dalam perhitungan logikanya. Keenan lebih memilih mempertahankan logika dibanding cinta. Namun karena Tuhan selalu memberikan satu kali perbaikan bagi manusia yang menyesali kesalahannya, Keenan akhirnya menjalani perjalanan waktu. Perjalanan disebuah labirin panjang untuk mengubah takdir nya menjadi kebahagiaan. Kebahagiaan sesungguhnya dari penyangkalan menjadi penerimaan. Di perjalanan waktu itu Keenan akan menyadari hidup tidak hanya tentang monokrom saja, tetapi banyak corak yang terselip di antaranya. Dan waktu hanya akan berharga jika Keenan membawa Dayara bersamanya. © copyright by Sania 25 Februari 2024