Raya tidak pernah mengira, Kemilau, The Wallflower Girl dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik itu akan menumbuhkan kebun bunga di hatinya sekaligus menebar racun yang mematikan bunga-bunga itu. Mereka bertemu di lorong penghubung gerbong 4 dan 5, kereta lokal Dhoho, dalam perjalanan pulang pergi dengan tanpa alasan, dengan tiket tanpa kursi. Bertemu dalam keadaan canggung dan di situasi kereta lokal yang ramai, keduanya memutuskan untuk saling bertukar sapa. Ketika di masing-masing kepala menerima sinyal klik dan utusan takdir yang mempertemukan mereka pada dua kursi kosong, percakapan yang lebih dalam mengungkap persamaan mereka.
--
Kemilau hanya gadis cantik pada umumnya dengan penyuara jemala, penggemar baju rajut dengan motif bunga dan warna cerah, serta kreator video vlog di Youtube dengan gaya sorotan takarir tanpa suara. Berbanding terbalik, Raya lebih dari sekadar kupu-kupu sosial di kampus, pandai secara akademis, dan biasa mengungkapkan apa yang dia pikirkan tanpa kendala.
--
Kamu bisa menyebut mereka pasangan pengecut yang menyembunyikan perasaan masing-masing walau saling melabuhkan konsep teman dan rumah di antara keduanya. Stasiun Gubeng bukan hanya satu-satunya konsep tempat pertemuan, itu juga berlaku bagi perpisahan. Dan dalam konsep dramaturgi, Raya dan Kemilau memutuskan untuk bermain peran di panggung depan dan lari ke luar lalu melupakan.
--dimulai pada 28 Februari 2024
Mulanya, maksud Miura Nara menerima pernyataan cinta berondong tengil yang terus mengganggunya, adalah untuk membuatnya kapok. Dia sudah menyiapkan 1001 tingkah menyebalkan yang akan ditunjukkan selama masa uji coba berpacaran. Dengan begitu, berondong menyebalkan berstatus pacar magang itu memilih pergi meninggalkannya.
Sialnya, ini tidak semudah yang Miura kira. Terlebih saat dia harus tinggal satu atap bersama pacar berondongnya dengan hormon belum stabil alias sangean.
Miura Nara dalam masalah baru yang lebih besar dari sekadar Askara Tarachandra Manggala.