NOTE : CERITA INI MURNI KARYA FIKSI SAJA DAN TIDAK ADA SANGKUT PAUTNYA DENGAN KEHIDUPAN PRIBADI TOKOH YANG ADA. KARANGAN INI SECARA GARIS BESAR ADALAH FIKSI ROMANSA. JADI, MOHON UNTUK TIDAK HERAN KALAU DI DALAM CERITA INI TIDAK ADA DETAIL-DETAIL MENGENAI KEGIATAN/PEKERJAAN MAYOR TEDDY SERTA TOKOH YANG LAIN. Malam ini terasa berbeda dari malam-malam sebelumnya. Malam yang tak lagi ditemani rindu-rindu kecil itu, malam yang tak lagi dihiasi perasaan cemas-cemas itu. Mungkin itu yang sedang ada di dalam kepala Senandung Nada Sea (Aca). Matanya tak lagi berbinar saat dering suara telepon masuk, karena dia tau suara favoritnya sudah tak mungkin menghubunginya. Yaa, hubungannya dengan Ezra benar-benar berakhir. Entah sudah sakit hati yg keberapa ini, tapi yang jelas keputusan Aca sudah tepat. Dia tidak bisa berlarut-larut dalam kebahagiaan palsu pada orang yang salah itu. Cinta sendirian memang sesakit itu. Ditengah sendunya malam, dia mulai teringat sosok yang pernah mengatakan "Nantikan aku di penghujung malammu, ketika yang kau temui bukan lagi rindu padanya tetapi rindu padaku". Yapp siapa lagi kalau bukan Teddy, laki-laki matang yang sedari dulu setia menanti perasaannya terbalas oleh si gadis ini. Dia membuka handphonenya dan melihat nama Teddy masih tersimpan rapi di kontak Wa-nya. Hanya sekedar melihat dan membuka daftar blokirnya. Egonya terlalu besar untuk berharap bahwa dia akan menghubungi Teddy. Juga akan terlihat sedikit jahat kalau kiranya Aca menghubungi Teddy disaat lukanya sendiri belum pulih. Terkesan hanya berbagi luka pada orang lama dan berharap orang lama itu bisa menjadi penenang sesaatnya. Ketika sayup-sayup malam mulai menampar dinginnya suasana, Aca memilih membaringkan badannya di kasur. Berharap besok pagi dia bangun dan pikirannya kembali segar tanpa embel-embel galau akibat berpisah dari pria toxic yang selama ini memukul mundur harapannya untuk hidup tenang dan bahagia.
17 parts