Awalnya cerita ini saya niatkan untuk disertakan dalam lomba cerpen. Apalah daya saya baru buat cerpennya sejam sebelum deadline. Cerpen tidak kelar, begitu juga tidak jadi ikut lomba. Untuk menghibur hati yang duka, persilahkan saya memperesembahkan Sorang Gadis atau Seorang Gadis. Cerpen yang saya pecah menjadi beberapa bagian ini akan menceritakan mengenai pemaknaan Dastra si pria tua terhadap kisah cinta masa remajanya yang kandas. Namun, ia bertemu lagi dengan sang pujaan hati. Tetapi kini, itu hanyalah cerita lama. Dastra menganggap itu hanyalah kenaifan seorang remaja laki laki dalam mencintai cinta pertamanya. Baginya itu tidaklah penting lagi. Apakah benar begitu? Yang bener aja? Dastra rugi dong...
Kembali ke masa lalu melalui novel yang di baca karena mengisi waktu luang? Terdengar fiksi memang namun itu nyata dan di alami oleh pemeran utama kita