Di tengah gemerlap kota yang tak pernah lelah, Hinata berusaha menyatukan kembali serpihan-serpihan hidupnya. Setelah hatinya terluka oleh pengkhianatan, dia menemukan dirinya di persimpangan yang tak pasti. Namun, nasib memainkan iramanya yang misterius, membawa Hinata kembali ke kenangan masa lalu yang telah lama ia kubur. Di rumah yang dipenuhi kenangan dan rahasia, Hinata bertemu kembali dengan Naruto, cinta pertamanya yang kini hanya tinggal bayang-bayang dari masa kejayaannya. Dengan pena yang terhenti dan inspirasi yang menguap, Naruto terperangkap dalam labirin kreativitasnya sendiri. Namun, sebuah sentuhan tak sengaja membangkitkan kembali bara yang telah lama padam. Dalam kehangatan yang tiba-tiba itu, mereka menemukan kesempatan untuk memulai kembali, untuk menulis ulang cerita yang belum selesai. "Mengapa setiap kali aku mencoba melangkah maju, kenangan tentang kita selalu menarikku kembali?" "Itu karena kau tidak berusaha cukup keras untuk apa yang disebut penerimaan." "Lihat ini, kata-kata yang pernah kita ukir bersama. Apakah mereka masih berarti sesuatu bagimu?" "Lebih dari yang kau tahu. Mereka seperti mantra yang memanggilku kembali kepadamu, Hinata. Mungkin sudah waktunya kita membuat kata-kata baru."