Tidak ada perahu tanpa Nahkoda. Jika ada, maka perahu itu akan hilang arah. Perahu yang mengangkut banyak penumpang itu akan mudah terguncang oleh derasnya arus air dan besarnya ombak. Seorang nahkoda tidak hanya memandu perahu menuju tujuannya dengan aman, tetapi juga memberikan rasa kepercayaan dan ketenangan kepada penumpangnya di tengah badai. Seperti itulah pentingnya seorang nahkoda dalam perjalanan laut yang penuh tantangan. Lalu bagaimana jadinya jika seseorang terjebak di dalam hubungan sakral yang tidak pernah menjadi impian siapapun? Lalu bagaimana jadinya jika seorang pria yang seharusnya mengendalikan perahu agar tetap pada jalannya dan stabil, justru menjadi sebab kehancuran para penumpang itu sendiri? Arumi merasa seperti penumpang yang tidak memiliki kendali atas arah yang diambil oleh nahkoda yang seharusnya menuntun mereka. Jika "nahkoda" hubungan, yang seharusnya memberikan rasa aman dan arahan, malah menjadi penyebab kehancuran dan kekacauan, itu bisa sangat mengganggu dan menyakitkan. Bagaimana akhirnya? Apakah menyerah dengan segala keadaan adalah solusi?All Rights Reserved
1 part