"Gue ngga bisa memulai suatu hubungan, sedangkan disisi lain lelaki tersebut masih belum selesai dengan wanita dimasa lalunya! Mulai sekarang kita ngga usah ketemu lagi," ucapnya sambil bergetar, tak lama air mata pun jatuh dari sudut matanya yang tajam.
"Let me talk to you first, calm down!" bujuknya dengan nada yang begitu pelan.
"Why do all the people who come into my life only give me very deep wounds?And you are one of them," pungkasnya, ia berlalu meninggalkan lelaki itu yang masih duduk termenung.
Satu tahun kemudian, "Dia dimana?"tanya nya pada salah satu teman, raut wajahnya tersirat keputusasaan.
"Gue ngga bisa kasih tau lu keberadaan dia sekarang, gue ngga mau orang-orang mengusiknya. Dan gue hanya berharap dia mau dengerin 'true story' dari mulut lu,tapi itu mustahil,"
"Gue harus ketemu dia, harus,"
Wanita itu hanya tersenyum miring, "Mending ngga usah, she was already happy with her choice. Let her go,"
"Her choice? Konteksnya?"
Hidup memang selalu diharapkan dengan satu, dua ataupun berbagai macam pilihan. Kita tidak punya kapasitas untuk mengontrol kapan mereka datang dan pergi, entah bahagia atau sesak yang akan mereka beri, dan besar atau kecilnya skala sakit hati
Pada akhirnya banyak pilihan yang harus merelakan keinginan-keinginan, merelakan ego demi merasa cukup dan rasa syukur