"Kamu keturunan bangsawan, Prabu?"
"Dari mana Bapak tahu?"
"Namamu, begitu indah, seperti bait puisi terindah yang terpahat dalam hati sang pencipta, melambai dengan lembut di bawah cahaya rembulan yang mempesona."
Jendral M, sang panglima berdasi perang, menapaki tanah yang penuh dengan sejarah pahit dan keputusasaan. Di sisi lain medan peperangan, terhamparlah Raden Prabu Harjo Wirakusuma Kusumajaya Wiratama de la Fontaine, jurnalis pemberani yang menyaksikan setiap detik kelam yang menghiasi dinding gelap kehidupan.
Pertemuan takdir mereka adalah lembaran baru dalam kitab perjuangan hidup. Jendral M, dengan hatinya yang dikuatkan oleh pengalaman, merasa terpanggil oleh keberanian dan kejujuran Raden Prabu Harjo Wirakusuma Kusumajaya Wiratama de la Fontaine dalam mengungkapkan kebenaran yang terpendam. Sementara Raden Prabu Harjo Wirakusuma Kusumajaya Wiratama de la Fontaine, dengan mata yang terpancar api semangatnya, terpesona oleh kelembutan dan keteguhan hati Jendral M dalam menjalankan tugasnya.
Di tengah ketegangan senjata yang menari di langit, dan gemuruh perang yang melanda, mereka bertemu. Setiap pandangan, setiap sentuhan, adalah syair puitis yang dinyanyikan oleh alam semesta, memenuhi hati mereka dengan rasa kagum dan keinsafan akan kebesaran Sang Pencipta. Dalam cahaya remang-remang senja, mereka menemukan kedamaian yang mereka cari di antara kerumunan kegelapan dan kekacauan.
Dan di antara kisah-kisah kepahlawanan yang tertulis di dinding-dinding sejarah, cinta pun tumbuh di antara mereka. Cinta yang mampu menyembuhkan luka-luka yang tercipta oleh kekerasan, dan menerangi jalanan gelap kehidupan dengan sinar kebenaran. Dalam pelukan cinta yang hangat, mereka menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang selama ini mereka cari di tengah badai perang yang melanda.
- @saturnusmerah Di antara alur mimpi dan realitas, kisah ini teranyam; benang-benang imajinasi memeluk dunia khayal.