The Villainous Mastermind Gets Lucky in His Later Years/ 흑막의 말년운이 좋다
Saya bereinkarnasi sebagai putri palsu Grand Duke. "Hiduplah seolah-olah kamu adalah tikus mati. Jika kamu berani mencoreng nama keluarga, aku akan mencabik-cabikmu." Di tempat putri asli, putri palsu yang diadopsi ternyata menjadi pembuat onar. Meskipun aku menggunakan tanganku sendiri untuk merusak reputasi keluarga, itu sudah menjadi kekacauan sejak awal. Jangan khawatir tentang hal itu. Bagaimanapun, ini adalah rumah tangga yang akan hancur dalam delapan tahun, jadi saya berencana untuk menabung banyak untuk dana pelarian saya. Tapi kemudian... "Kaulah yang jahat, tapi kenapa aku terus merasa seperti ini?" "Jangan mencoreng nama keluarga, itu yang saya katakan. Tapi siapa yang menyuruhmu terluka secara memalukan seperti ini?" "Pemilik nama Ophelia-itu kamu. Tanpa keraguan." Mengapa kalian semua melakukan ini padaku padahal sudah waktunya aku pergi? Selain itu, bukankah dengan putri kandung kalian semua ingin menjadi tua selama seratus tahun? 'Kenapa... Apakah keberuntunganku di tahun-tahun terakhirku begitu buruk?' * * * "Mataku, tidak menyenangkan. Karena mereka berkulit hitam..." Dengan ekspresi kosong, aku menatap dalang kejahatan, yang masih muda saat ini. "Tidak menyenangkan?" Mata yang gelap itu, dengan kecemerlangan yang bersinar, Bagaikan sungai yang mengalir, Jauh di depan dan begitu menyegarkan sehingga dapat memberi makan seluruh bangsa. Tidak peduli betapa compang-campingnya dia dan tidak peduli seberapa besar dia terlihat seperti seorang pengemis, hal-hal itu tidak dapat disembunyikan. 'Mata seorang kaisar.' Dan lebih dari itu... Bukan lelucon betapa menakjubkan keberuntungannya di tahun-tahun berikutnya. Sampai-sampai aku tidak keberatan mempertaruhkan seluruh hidupku padanya.
Susan memilih Pulau Sambu Ujung sebagai tempat risetnya. Karena menurut dia pulau itu pasti memiliki banyak tanaman unik dan eksotis seperti gugusan pulau yang lain. Yonas mengantarkannya dengan perahu sampai ke bibir pantai.
"Kaka betul mau saya jemput dua minggu lagi? Kaka sudah mantap di sini sendiri?" Tanya Yonas.
"Iya, jemput saya 14 hari lagi. Ini alamat saya dan nomor telpon orang tua saya untuk kamu hubungi kalau saya tidak muncul waktu kamu jemput besok." Kata Susan.
"Oke, kakak. Hati-hati eee... Saya jemput 14 hari lagi." Kata Yonas sambil menurunkan dua tas milik Susan ke atas pasir putih yang hangat.
Susan melambaikan tangan saat perahu menjauh. Dia sudah tidak sabar untuk melakukan penelitian tanaman langka di hutan mungil di dalam Pulau Sambu Ujung.
Benar saja saat di bibir pantai ketika sedang menyusur pasir putih, mata Susan tertuju pada sekuntum bunga yang sangat unik dengan aroma menyengat.
Bunga itu berwarna merah dengan tepian ungu dan berbentuk serupa setengah bagian jam pasir. Setelah diperhatikan bunga itu ternyata persis payudra perempuan pangkalnya dengan pentilnya karena di ujung tampak bakal buah yang bulat sperti pentil susu.
Bunga itu berukuran cukup besar. Susan lalu melepas kemejanya selanjutnya dia membuka behanya. Perempuan itu penasaran untuk mencoba membandingkan ukuran bunga dengan teteknya.
Susan kemudian bersimpuh di atas pasir tepat di atas kelopak bunga itu. Dia memasukkan tetek kanannya ke dalam kelopak bunga yang sedang mekar dengan indahnya.
Susan mengabaikan aroma wangi menyengat yang aneh yang keluar dari dalam bunga yang mekar dengan indah. Teteknya sekarang sepenuhnya masuk ke dalam kelopak bunga.
Anehnya tepian bunga yang berwarna ungu itu lansung menempel di kulit dadanya. Susan kaget ketika pentilnya seperti ditarik oleh mulut yang bergigi halus dan kelopak bunga itu memijat teteknya. Susan memperhatikan kelopak itu menekan-nekan teteknya dan sesuatu menyedot pentilnya.