Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota besar, tinggallah seorang anak laki-laki bernama Thorn. Thorn adalah anak keenam dari tujuh bersaudara, dibesarkan dalam keluarga yang penuh kasih namun tegas. Di rumah mereka, kelembutan tidak pernah dianggap sebagai kelemahan, dan Thorn diajarkan untuk tidak menjadi manja. Mereka hanya tinggal bertujuh karena kedua orang tuanya bekerja di luar negeri dan mengurus perusahaan yang ada disana. Setiap hari, Thorn menghabiskan waktunya merawat tanamannya. Di belakang rumah terdapat kebun khusus untuk Thorn menanam tanaman nya. Ketika anak-anak lain bermain di luar, Thorn sering menghabiskan waktunya untuk berkebun, dan kadang bermain bersama adiknya, Solar. Dia juga belajar untuk mandiri, membantu kakaknya Gempa, dengan pekerjaan rumah. Meskipun begitu, ternyata Thorn memiliki penyakit bawaan dari lahir yaitu koarktasio aorta, tapi Thorn tidak pernah kehilangan semangat dan kegembiraannya. Anak laki-laki itu selalu menyembunyikan kesakitan nya dengan keceriaan yang tidak pernah pudar. Berdedikasi, siap menghadapi tantangan dengan hati yang lapang. Berjuang untuk sembuh dari sakitnya, meskipun sang Ayah membencinya. Thorn adalah contoh nyata dari kekuatan dan keteguhan dalam menghadapi kehidupan yang penuh ketidakadilan untuknya.