Seorang laki-laki terbangun dari koma panjangnya tanpa ingatan apapun, baik namanya, apa yang telah terjadi padanya, hingga identitas enam orang yang tengah mengerumuninya. "Gempa, namamu adalah Gempa, dan kami merupakan saudara-saudaramu," ucap salah satu dari mereka. Mereka terlihat sangat bahagia karena akhirnya Gempa bisa segera pulang dan ikut berkumpul bersama lagi di rumah. "Tidak apa-apa jika kamu tidak mengingat kami, Gempa. Jangan memaksakan diri. Kita hanya perlu membuat lembaran hidup yang baru," kata saudaranya yang lain. Sejak saat itu, dimulailah 'kehidupan baru' Gempa bersama keenam saudaranya. Selama menjalani hari-harinya, ia mengalami berbagai macam pengalaman. Sungguh, ada-ada saja tingkah dan kelakuan mereka. Semua terasa mulus nan indah, Gempa sampai mengira ia akan terus bahagia hingga akhir hayatnya. Namun ternyata, pepatah "Hidup manusia itu bagaikan roda, suatu saat berada di atas dan kemudian berada di bawah" sungguh benar adanya. Siapa yang akan menyangka jika ternyata "Gempa di kehidupan lama" memiliki catatan hati yang tersembunyi di kamarnya. Dari sebuah buku mungil itu pula, maka lika-liku kehidupan Gempa yang sesungguhnya dimulai...
8 parts