Sejatinya, rumah ialah kepulangan terbaik bagi setiap raga, tapi nyatannya tak semua raga memiliki rumah untuk sekadar tempat berpulang.
Hazellia Lyora, menjadi salah satu dari beberapa jiwa yang juga tak memiliki hak barang sejenak singgah di rumahnya.
Bukan hanya satu tahun, dua tahun, tapi bertahun-tahun bukanlah waktu yang singkat bagi seorang anak untuk memperjuangkan kasih sayang orang tua yang selayaknya mereka dapatkan. Putus asa, jelas. Selalu terlintas dibenaknya. Namun, semesta tak mengizinkan dia untuk berpulang.
Hazellia Lyora menyerah, Ia berusaha membuka lembaran baru dengan setitik harap; untuk bisa diterima oleh Papanya. Bisakah Ia mendapatkan apa yang selayaknya Ia dapatkan? atau Ia akan memilih kembali untuk menyerah?