Pertengahan musim gugur di kota London yang tertutup awan mendung, Constantine Louise duduk di samping ibunya dalam kereta kuda yang membawa mereka meninggalkan Collegiate Church st. Peters yang tampak menawan di bawah gerimis. Manakala matanya menatapan kejauhan dimana langit tampak seakan terjerembab keatas permukaan tanah, dengan perasaan berdebar Constantine bertanya-tanya, adakah kehidupan lain yang belum pernah terlihat olehnya di ujung sana? Setelah meninggalkan London, Constantine langsung menemui ayahnya. Hari itu untuk pertama kalinya ia menanyakan perihal kapan Huguette akan mendapatkan tahtanya. Lalu jawaban yang ia terima adalah, "setelah kau mendapatkan jalanmu." Merasa tidak memahami maksud ucapan ayahnya tersebut, Constantine yang kala itu berusia tiga belas tahun melayangkan pertanyaan berikutnya. "Mengapa harus bergantung padaku?". "Menjadi seorang raja bukanlah hal yang tersulit, tapi memiliki dua orang putralah yang lebih menyulitkanku. Takdir memilih Huguette untuk menjadi pemimpin, tapi kau adalah api yang berkobar dibelakangnya. Tanpa dirimu kakakmu bukanlah seseorang yang disegani." ......