Rasa penyesalan, kehilangan, serta keputus asaan membuat Mark menyadari pentingnya arti dari seorang Lee Haechan dalam hidupnya. Ketika Mark akhirnya menyadari bahwa dia begitu mencintai dan sangat takut kehilangan Haechan, nyatanya semua itu sudah sangat terlambat. Dia telah kehilangan Lee Haechan untuk selamanya. Namun, disaat Mark sudah berusaha menerima semua, ternyata takdir berkata lain. Mark kembali terbangun pada saat dia masih berusia tujuh belas tahun. Apakah benar Tuhan sedang berbaik hati dengan merancang takdir seperti ini agar Mark bisa menebus kesalahannya dan memperbaiki semuanya?