[I] Dentuman hasil bentrokan antara kekuatan para elemental menjadi mimpi buruk bagi Supra setiap malamnya. Jeritan rasa sakit, keputus-asaan elemental dari seluruh penjuru dunia, hingga teriakan tujuh elemental utama Boboiboy menghantui setiap detik dalam hidupnya. "Supra!" Suara bagai gelegar pertanda badai tiba itu berhasil membuat Supra mematung. "Berhenti membuang-buang waktu! Cepat pergi!" "Pak Tua ... Nggak!" Supra menggeleng seperti orang linglung. Matanya berkaca-kaca di balik visor dua warnanya. Mulutnya terbuka, ragu-ragu memanggil, "Ayah ... Ayah!" Voltra, tier 3 dari Petir, membeku mendengar panggilan itu. Meski begitu, ia tidak goyah. Punggungnya tetap menjadi satu-satunya yang membalas panggilan putus asa itu. Supra ... putranya ... "AYAH!" Ah, mereka membuatnya ingin menangis saja. Bibir pucat itu terbuka sekali lagi, menyampaikan pesan tanpa suara terakhirnya. Supra tak kuasa. Ia ingin melompat ke sana. Tidak, ia ingin ayahnya! "Abangda Supra, jangan!" Sopan bergegas menggapai bahu sang kakak, menariknya ke tengah-tengah para elemental fusion. ~~~~ I Love You. I Love All of You. ~~~~ "AYAH!" Supra bangkit terduduk bersama keringat mengucur deras di punggung dan dahinya. "Kenapa?" Suara dingin alami itu membuat Supra langsung menoleh. Air matanya menitik. Tanpa aba-aba ia langsung melompat ke pelukan Halilintar. "Ayah ... Ayah jahat banget, sih, sama Supra!" Sesengukan Supra mengadu. ~~~~ Kehancuran alam sejagat ada di tangan mereka. Akankah kedatangan mereka mampu membantu delapan sosok orang tua mereka menemukan sang master elemental, Boboiboy? ~~~~ !!WARNING!! Cerita ini mengandung adegan explicit dan implicit, kekerasan, dan bahasa yang bisa disebut kasar. Bijaklah dalam membaca. Mengandung unsur homosexual. Yang tak nyaman pada topik di atas tolong tidak membaca book ini. Anda telah diperingatkan! ~~~~
7 parts