Adel:
"Apapun akan aku lakukan, mati sekalipun aku rela. "
Shani:
"Maaf karena selama ini Cici di butakan oleh rasa benci, dan ego cici sendiri. cici sadar cici bukan cici yg baik buat kamu.."
zee:
"Maafkan kaka, Del. kaka terlalu keras padamu. Tolong bertahan, jangan pergi dulu..."
Adel:
"Aku akan selalu mencintai kalian, meskipun kali ini Adel tidak bisa lagi menemani kalian. Maaf jika aku mengecewakan kalian."
"Semoga kalian bisa menemukan kebahagiaan, meski tanpa Adel di sini."
Semua keluarga:
"Del, kami mohon, maafkan kami... Kami menyesal telah membuatmu menderita."
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan