Nawasena sachi, suaranya datang dari masa lalu, hanya dia yang memanggilku begitu, mungkin aku sedang menunggu seseorang itu datang, lalu kembali memanggilku berulang kali dengan suara lembutnya, dengan tatapan teduhnya, dengan tawanya yang terekam jelas dikepala ku. "Sena" Untuk sambutan puing-puing masa lalu yang kembali, ia selalu membanjiri lebih deras dari air mata. Sangkara, laut, hanyut dan sumpah mati cintaku.All Rights Reserved