Seberapa kacau rumahmu? Saat ibumu mencetakmu agar menjadi piala kebanggaannya? Saat ibumu membandingkan mu dengan kakakmu yang sempurna? Saat ibumu meneriakumu ketika nilaimu C sementara dia lupa bahwa kamu tetaplah seorang anak apapun nilaimu. Atau ketika kau harus mengikuti cita-citanya dan bukan cita-citamu? Agar dia bisa memiliki keluarga dengan anggota sempurna yang semuanya memiliki gelar mentereng? Lalu bagaimana dengan lubang yang menganga di hatimu? Jadi, apa sesungguhnya kau punya rumah untuk sekedar pulang? -Akiomi Raivant-