Unspoken Word [SELESAI]
  • Reads 244,766
  • Votes 12,338
  • Parts 49
  • Reads 244,766
  • Votes 12,338
  • Parts 49
Complete, First published Mar 23, 2024
🚨🚨 DISCLAIMER 🚨🚨




Cerita ini hanya Fiksi belaka, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan tokoh tokoh di real life yang memiliki nama, jabatan, gelar yang sama... apabila ada pihak yang kurang berkenan maupun kesamaan tokoh dan alur cerita, saya pribadi mohon maaf yang sebesar besarnya







"saya akan selalu berusaha, semampu saya" - Rajif


"aku juga berharap begitu mas" - Nadya
All Rights Reserved
Sign up to add Unspoken Word [SELESAI] to your library and receive updates
or
#55pernikahan
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Suddenly Marriage cover
Ana Leolina cover
Forced to get married ( Sudah Terbit ) cover
His Wife 🔚 cover
The Boss is My Roommate [21+] cover
DIPAKSA JADI JODOH (on going) cover
Married Love (S)Theory cover
Kita(end) cover
Abigel of Scandal cover
Hi, My Husband! cover

Suddenly Marriage

34 parts Ongoing

"Mi, kemarin Pak Kades dan istrinya datang ke rumah. Dia ingin meminang kamu untuk menjadi istri anaknya," ucap Mama yang membuatku seketika langsung menghentikan kunyahan. "Mama kalau bercanda jangan pas lagi makan dong, nggak lucu kalau tiba-tiba aku tersedak terus meninggal," ucapku sambil tertawa. "Mama serius." Aku langsung melihat wajah mamaku, dari matanya aku bisa melihat keseriusan. Mendadak aku jadi merinding. "Jangan bercanda mulu dong, Ma, mana mungkin Pak Kades tiba-tiba melamar aku buat anaknya. Lagian aku nggak kenal sama anaknya Pak Kades," ucapku masih menyangkal kalau yang mamaku katakan bukanlah candaan. "Mama nggak lagi bercanda, Mi, Mama serius." Tenggorokanku serasa tercekat ketika mendengar perkataan Mama, "Ma, jadi ini serius?" Mama mengangguk dan itu membuat tubuhku seketika melemas. "Apa ini alasan Mama minta aku cepat-cepat pulang?" tanyaku yang dibalas anggukan oleh Mama. "Terus Mama jawab apa? Mama nolak 'kan?" tanyaku mulai was-was. "Ayah kamu sudah menerima, katanya nggak enak menolak tawaran Pak Kades. Kapan lagi 'kan kita bisa besanan sama orang terpandang?" Rahangku hampir saja lepas dari tempatnya saat mendengar jawaban Mama. "Nanti malam Pak Kades datang lagi ke sini sekalian bawa anaknya, mereka mau melamar kamu secara resmi." Aku semakin gila setelah mendengar sambungan perkataan Mama.