Setiap pertemuan pasti akan berakhir dengan perpisahan. Entah dengan kisah seperti apa, yang pasti perpisahan adalah hal yang nyata. Tak ada hal indah yang dapat diceritakan kala perpisahan telah hadir di antara dua insan.
"Andai waktu dapat kuputar, mungkin kita masih bersama."
Hanya kata 'andai' yang mampu terucap, hanya sebuah harap yang tak mampu terucap kala bayangmu kian semu. Dan, hanya embun bening dari netra mendidih yang mewakili isi hati.
"Tuhan ... jika aku harus tanpanya, maka bahagiakan dia bersama takdir selanjutnya. Sebab meski bukan aku yang menjadi alasan ia tersenyum, setidaknya senyum yang masih menjadi favoritku akan tetap ada sampai nanti aku mampu pergi seutuhnya tanpa membawa luka di dada."
"Karena bagiku; jika tanpamu, maka tidak dengan siapapun (lagi)."