"Jadi laki-laki harus kuat, Vi. Nggak apa-apa nangis, tapi kamu harus tahan, ya. Kamu juga harus tahu, kalau kamu bukan sebuah kesalahan." Suara Arunika bergetar. Itulah pesan almarhumah Arunika 20 tahun lalu kepada Garvi kecil. Kini saat ia sudah dewasa, Garvi masih tidak mengerti kenapa kakak perempuannya berkata demikian. Kalimat itu masih terekam jelas di bayang-bayangnya hingga Garvi kerap mempertanyakan kenapa ia harus dilahirkan di dunia ini. Pertanyaan itu mulai terjawab ketika Garvi bertemu dengan seorang pelacur bernama Bulan. Suatu waktu mereka bertemu dan melewati satu malam bersama dengan mengobrol. Setelah pertemuan pertama mereka, Garvi dan Bulan mulai sering menghabiskan waktu bersama-sama. Tanpa Garvi sadari, ia mulai menyimpan perasaan kepada si pelacur. Apakah Garvi akan menemukan jawaban atas pertanyaan yang menghantuinya? Bagaimanakah hubungan Garvi dengan pelacur bernama Bulan itu?