Dahulu, saat aku masih duduk di bangku sekolah ada satu puisi yang terkenal. Puisi itu muncul di buku pelajaran, kadang juga di soal ujian. "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan api kepada kayu yang menjadikannya abu. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada." Sering kali dalam ujian diberikan pertanyaan "Apa tema dari puisi diatas?" Saat itu meski tak mengerti sepenuhnya, aku langsung melingkari jawaban "Cinta."