Dua puluh lima tahun dalam hidupnya, Kelana habiskan untuk membenci sang Ayah. Sewaktu kecil, Kelana pun sempat membenci ibunya karena sebuah kondisi keluarga. Kepada ayahnya di titik ini dia sudah mati rasa, menganggap sosoknya mati dan tak pernah hadir di kehidupannya. Ketika Kelana menikah, Ia langsungkan pernikahannya dengan setengah hati. Bukan karena pilihannya, namun karena hadirnya sosok ayah sebagai walinya. Bahkan, Kelana memilih menunda kehamilan sejak tahun pertama pernikahan. Keputusan yang telah Ia sepakati bersama sang suami karena luka yang dialami. Apa yang menyebabkan Kelana sangat membenci Ayahnya? Seperti apa kehidupan yang akan Kelana jalani dengan luka masa kecil yang belum juga sembuh? Bagaimana Kelana memperbaiki itu semua dan menyusun potongan kisah selanjutnya?
8 parts