aku tak pernah mengerti perjalanan hidup ku, kini aku berdiri seolah terbiasa menerima luka, dan memikul derita ku sendiri. memijak kaki ku seolah tak pernah takut, berdiri kukuh seperti tak akan goyah. aku anak perempuan pertama menjahit lukaku sendiri membalut lukaku entah menjadi sembuh ataukah justru membuatnya semakin dalam. dan kepergian ibuku membuat seribu luka yang sampai kini menjadi derita, aku harus menjadi kuat meski terlalu rapuh. entah sampai mana arus takdir membawaku, aku hanya tahu jika menyerah itu bukan mauku.