Dalam "Rasa Karsa", kita dihadapkan pada cermin yang memantulkan kompleksitas hubungan saudara kembar yang dipenuhi dengan ketidakadilan dan penderitaan. Bayangkan dua jiwa yang terhubung oleh ikatan darah, tetapi dihancurkan oleh perlakuan yang tidak adil dari orang tua mereka.
Namun, ini bukanlah kisah biasa tentang saudara kembar. Di tengah ketidakadilan yang mereka hadapi, keduanya juga harus menghadapi musuh yang lebih besar: penyakit mental yang mengintai dalam kegelapan. Dengan setiap halaman yang berlalu, pembaca diundang untuk menyelami kedalaman emosi yang memilukan, merangkai keping-keping kisah yang penuh dengan teka-teki dan keputusasaan.
Di balik keindahannya, cerita ini memuat adegan yang memicu perasaan yang kuat bagi mereka yang memiliki pengalaman dengan penyakit mental. Oleh karena itu, persiapkan diri dengan baik sebelum membenamkan diri dalam aliran emosi yang mengalir dari setiap halaman.
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?"
Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi.
Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berjuang sendiri melahirkan anaknya tanpa suami. Menjadi ibu tunggal bukanlah hal mudah, apalagi lambat laun sang anak selalu bertanya tentang keberadaan ayahnya.
"Mommy, Al selalu doa sebelum bobo. Diulang tahun Al yang ke 5 nanti, papa pulang terus bawain Al boneka dino."
Ibu muda itu hanya menangis, seraya memeluk anaknya. Lalu bagaimana jika ternyata sang ayah juga sebenarnya menginginkan Al.