Sinopsis:
Di tengah hiruk pikuk kota metropolitan yang tak pernah tidur, hiduplah seorang pemuda bernama Rama. Rama tumbuh di lingkungan kumuh, di mana kesulitan hidup menjadi teman sehari-harinya. Namun, di balik lapisan kemiskinan itu, Rama memiliki kekayaan yang tak ternilai: mimpi yang besar dan hati yang tulus.
Rama adalah sosok yang percaya bahwa kehidupan bukanlah sekadar tentang mencari keuntungan pribadi, tetapi juga tentang memberi makna pada orang lain. Di tengah kerasnya persaingan dunia, Rama menemukan dirinya terpanggil untuk melakukan sesuatu yang lebih dari sekadar menggapai kesuksesan pribadi.
Ketika sebuah bencana alam melanda kota tempat tinggalnya, Rama bersama sekelompok relawan lainnya bergerak menyelamatkan korban dan memberikan bantuan kepada yang membutuhkan. Di tengah-tengah keprihatinan dan keputusasaan, Rama mampu membawa sinar harapan bagi banyak orang. Ia memperlihatkan bahwa bahkan dalam kegelapan terdalam pun, ada cahaya yang bisa menerangi jalan.
Namun, perjuangan Rama tidaklah mudah. Ia harus menghadapi berbagai rintangan dan tantangan, baik dari dalam dirinya sendiri maupun dari lingkungan sekitarnya yang keras. Namun, dengan tekad yang bulat dan hati yang penuh dengan kebaikan, Rama terus melangkah maju, menginspirasi orang lain untuk ikut berbagi cinta dan kebaikan.
Dalam perjalanan hidupnya, Rama belajar banyak tentang arti sesungguhnya dari kehidupan. Ia menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya ditemukan dalam kekayaan materi atau kesuksesan duniawi, tetapi juga dalam memberi dan melayani sesama. Ia menemukan bahwa nilai-nilai seperti kasih sayang, kejujuran, dan kepedulian adalah hal-hal yang benar-benar berharga dalam menjalani kehidupan.
Sial, setelah perceraianya selama 3 tahun. Mutia dipertemukan kembali dengan Heaven mantan suaminya yang sekarang menjadi salah satu dosen di Kampusnya.
Demi menjaga kawarasan, mutia bungkam kepada public mengenai statusnya.
"Bapak kenapa nyuruh saya masuk keruangan, tugas saya sudah seleai." Mutia terlihat sekali malas menatap seseorang yang berada di hadapannya.
"Ulangi lagi. Saya nggak puas dengan hasilnya."
"Ini udah bener! Kenapa harus diulang. Perkara nggak puas bukan nggak bener pak!"
"Terserah kamu, kalau mau saya kasih nilai." Heaven membenarkan kacamatanya.
"Ckk! Ini udah revisi 3 kali ya, perasaan ga pas terus di bapak!" Mutia kesal bukan main.
"Kalau mau pas ya puaskan saya." Jawab Heaven dengan entengnya.
Perempuan itu melebarkan matanya, "Sinting!" Sewotnya sebelum meninggalkan ruangan.