Sea mengangguk patuh. Dengan penasaran, ia mengamati kegiatan Langit. Laki-laki itu berjalan ke arahnya, menyodorkan sebuah box yang lumayan besar. "Saya salah beli ukuran, anggap saja sedekah." Sea berdecak sembari tetap menerima box tersebut. "Boleh saya buka, Dok?" Karena mendapat anggukan setuju, Sea pun mulai membukanya. "Wah!" Sea berdecak kagum. Isinya sebuah gaun panjang dengan lengan model balon, didominasi warna hitam dengan motif bunga kecil yang warna putih. Ada belt sebagai pelengkap. Tak sampai situ, brand kelas atas ini. "Ini ori, Dok?" tanya Sea tak percaya. "Jelas ori, dong. Ngapain saya beli barang tiruan? Bukan saya banget. Kamu mau model lain?" Sea menggeleng cepat. "Duh, jiwa miskin saya meronta-ronta, tapi kayaknya saya enggak bisa terima, terlalu mahal ini, Dok," tolak Sea halus. Harga satu baju ini bisa untuk bayar uang kuliahnya tiga semester. "Kan, sudah saya bilang, anggap saja sedekah." Sea melongo. Ini Langit benar-benar mau beribadah atau sekadar pamer saja? "Nggak sekalian sama heels-nya, Dok?" tanyanya tanpa malu. "Mau? Saya, sih, ayo aja. Seberapa pun yang kamu mau, asal langsung lamaran," jawab Langit serius, tetapi sangka Sea itu hanya lelucon. "Lucu banget candaannya. Serius, Dok, masa PJMK enggak bisa diganti, sih?" Sea mulai mengalihkan topik pembicaraan. Langit berpikir sejenak, lalu kembali menatap netra Sea. "Boleh. Dengan satu syarat." Sea bersorak gembira mendengar itu. "Serius?" "Fotokopi buku nikahmu dengan saya."
17 parts