Di sebuah kota kecil yang sunyi, terdapat sebuah rumah tua yang terbengkalai di pinggiran. Dindingnya yang retak dan jendelanya yang terlihat kosong memberikan kesan angker yang menakutkan. Rumah itu telah terabaikan selama bertahun-tahun, dianggap sebagai tempat yang terlupakan oleh sebagian besar penduduk kota. Namun, di balik pintu-pintu yang terkunci rapat, tersembunyilah misteri yang tak terungkap.
Pada suatu hari, keluarga biasa yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua anak, memutuskan untuk pindah ke rumah itu. Mereka tidak menyadari sejarah gelap yang menyelimuti bangunan itu. Bagi mereka, rumah itu hanyalah kesempatan untuk memulai kehidupan baru, sebuah tempat yang mereka bisa panggil sebagai rumah. Mereka tak tahu apa yang menanti di dalam.
Ketika mereka tiba di rumah itu, mereka merasakan suasana yang aneh. Udara terasa dingin, dan aroma yang tidak dikenal menguar di sekitar rumah. Namun, dengan semangat yang penuh, mereka memasuki rumah itu dengan harapan baru.
Setelah beberapa waktu tinggal di sana, kejadian aneh mulai terjadi. Suara-suara aneh terdengar di malam hari, langkah-langkah tanpa suara terdengar di lorong-lorong yang gelap, dan bayangan-bayangan yang tak terlihat terlihat bergerak di sudut-sudut ruangan.
Namun, keluarga itu berusaha untuk tidak memperhatikan ketakutan mereka. Mereka mengabaikan tanda-tanda yang mengkhawatirkan dan mencoba untuk menjalani kehidupan mereka seperti biasa. Tetapi, semakin lama mereka tinggal di rumah itu, semakin jelas bahwa sesuatu yang jahat bersembunyi di dalamnya.
Dan di dalam hati mereka yang polos, mereka belum menyadari bahwa mereka telah memasuki labirin misteri yang bisa membawa mereka ke kengerian yang tak terbayangkan.
Banyaknya darah adalah bukti bahwa pertarungan pernah terjadi di sini. Tujuannya datang ke Indonesia adalah untuk memastikan hal itu. Nama orang ini adalah Asano Takatou, Seorang peneliti yang berasal dari Jepang.
Kira-kira sepuluh tahun yang lalu, saat Asano masih kelas satu SMA, ada sebuah kejadian berdarah di sebuah stadiun sepak bola di Indonesia yang mengharuskan stadiun tersebut ditutup paksa oleh pihak yang berwenang.
Kejadian itu sempat menjadi ramai diperbincangkan di dunia sepak bola, bahkan mendapat dukungan moral dari berbagai klub internasional. Namun, yang namanya berdarah tentunya tidak indah. Banyak orang yang melewati stadiun ini dan merasakan berbagai macam kejanggalan.
Asano yang saat ini berumur 25 tahun dan sudah menjadi peneliti ternama di Jepang, tertarik untuk meneliti hal ini dan keinginannya itu disetujui oleh pemerintah Jepang. Asano pun segera terbang ke Indonesia untuk memastikan apakah stadiun tersebut banyak mengalami hal aneh seperti yang dirumorkan?